Napak Tilas Tumbang Anoi, Jati Diri Persatuan Dayak
KabarBanu.com,Palangka Raya – Ribuan orang dari Pulau Kalimantan pada tahun ini kembali akan menghadiri kegiatan memperingati perjanjian perdamaian Tumbang Anoi. Salah satunya melalui kegiatan dengan tajuk Napak tilas Tumbang Anoi.
Seperti pada Minggu (21/7/2019) pagi, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran, melepas secara resmi peserta napak tilas Tumbang Anoi.
Kegiatan napak tilas itu dijadwalkan akan berlangsung dari tanggal 22-24 Juli 2019 langsung di Desa Tumbang Anoi Kecamatan Damang Batu Kabupaten Gunung Mas, yang nota bene merupakan tempat bersejarah perjanjian Tumbang Anoi digelar pada tahun 1894.
Agustiar mengatakan kegiatan napak tilas tersebut dilaksanakan untuk memperkuat kembali semangat persatuan seluruh masyarakat Dayak di Kalimantan, mengingat perdamaian Tumbang Anoi sendiri merupakan cikal bakal persatuan serta persamaan pandangan masyarakat suku Dayak.
“Perdamaian Tumbang Anoi merupakan sesuatu yang bersejarah bagi masyarakat Dayak. Jadi kita ingin generasi ke depan tidak melupakan itu,” katanya usai melepas peserta napak tilas, Minggu (21/7/2019), di Betang Hapakat Kota Palangka Raya.
Dikatakan Agustiar, banyak hal yang menjadi tujuan dari napak tilas ini. Selain memperkuat persatuan, disisi lain masyarakat Dayak memperkuat jati diri untuk menghadapi perkembangan ke depan.
“Bagaimana pun juga kita harus aktif berperan dalam mengisi pembangunan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Internasional dan Napak Tilas Tumbang Anoi 2019, Dagut H Djunas mengatakan, kegiatan itu nantinya juga diisi dengan seminar internasional sekaligus juga membahas sejumlah hal penting, terutama menjawab kebutuhan suku Dayak dengan menyesuaikan kondisi kekinian.
Disebutkan kegiatan ini diikuti sekitar 2.000 perserta yang berasal dari utusan seluruh kabupaten dan kota di Kalteng, serta utusan dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.Bahkan perwakilan dari Sarawak Malaysia juga turut hadir dalam napak tilas tahun ini.
“Dulu saat perjanjian damai Tumbang Anoi, yang hadir tidak hanya dari utusan Kalimantan saja. Namun dari Malaysia yang saat itu masih satu kesatuan di Kalimantan juga hadir. Oleh sebab itu pada napak tilas ini, dari Sarawak juga mengikuti,” sebutnya.
Sementara lanjut Dagut, untuk kegiatan seminar internasional nantinya akan membahas bagaimana Dayak bersikap ke depan. Salah satunya menekankan masyarakat lokal harus menjadi tuan di rumah sendiri, dalam artian semua haknya harus dipenuhi untuk mengingkatkan kesejahteraan.
“Dengan Napak Tilas Tumbang Anoi kita harapkan mampu lebih mempererat persatuan masyarakat Dayak seluruh Kalimantan,” pungkasnya.