Deteksi Banjir, BPBD Tanbu Pasang EWS di Tiga Titik Rawan Bencana
Kabarbanua.com,Tanah Bumbu- Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan memasang alat pendeteksi banjir atau “early warning system” (EWS) pada tiga titik.
Pemasangan EWS itu bertujuan untuk mengetahui ancaman banjir sejak dini.
” Tiga titik Alat itu kami pasang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kusan Desa Mangkalapi Kecamatan Teluk Kepayang satu titik, DAS Satui di Desa Jombang Kecamatan Satui dan DAS Desa Mentewe Kecamatan Mentewe,” kata Sekretaris BPBD Tanah Bumbu Dwi Kesuma Putra di Batulicin Kamis kepada Media.
Daerah itu merupakan daerah rawan terhadap bencana banjir sehingga perlu pendeteksi khusus sebagai upaya preventif atau mengantisipasi musibah banjir di wilayah tersebut.
Setidaknya Di Tanah Bumbu ada terdapat 12 kecamatan rawan terhadap bencana banjir, di antaranya Kecamatan Sungai Loban, Kusan Hulu, Kusan Hilir, Mentewe, Satui, Batulicin, Angsana, Karang Bintang Kuranji, Teluk Kepayang, Kusan Tengah dan Kecamatan Simpang Empat ujarnya.
Lebih lanjut, Dari 12 kecamatan tersebut baru terpasang tiga EWS, yakni Desa Jombang Kecamatan Satui, Desa Mangkal Api Kecamatan Kusan Hulu, dan Desa Mentewe Kecamatan Mentewe karena wilayah tersebut sebagai tolok ukur bencana banjir di Kabupaten Tanah Bumbu.
Menurut Dwi, EWS yang dipasang sanga efektif sebagai pendeteksi banjir, karena alat tersebut akan memberitahukan akan timbul banjir.
Baca juga: Warga Tanah Bumbu diminta waspada terhadap banjir ROB
Alat tersebut juga terpasang kamera (CCTV) yang dapat memonitor debit air di sungai secara “real time” dan dapat dipantau menggunakan LCD yang sudah terkoneksi ke petugas BPBD Tanah Bumbu.
“Jadi petugas BPBD dapat memonitor setiap waktu tanpa harus ke lapangan,” tutur Dwi.
Untuk mengantisipasi bencana banjir, BPBD Tanah Bumbu juga menyiagakan tim reaksi cepat sebanyak 12 orang yang tersebar di daerah rawan bencana banjir.
“Kami juga melibatkan 72 orang sebagai relawan dari perangkat desa dan kecamatan untuk menanggulangi bencana di wilayahnya,” tutup Dwi
Rel